Klik Me...

Featured Video

Senin, 15 Oktober 2012

Topeng Monyet, Sarana Pengalih Kejenuhan Belajar Siswa


Ketika otak selalu dipaksakan untuk belajar secara terus menerus, kemungkinan mengalami kebosanan sangatlah besar. Bila tidak diselingi dengan refreshing, maka, stress tingkat tinggi bisa melanda. Dan sayangnya, hal ini tidak hanya terjadi pada mereka yang sudah berumur saja, namun juga menyerang mereka yang masih duduk di meja belajar. Bahkan pelajar sekolah dasar sekalipun. Berdasarkan pemikiran ini, maka, sebagai sekolah yang sudah berpedoman sebagai Sekolah Ramah Anak, SD Negeri 2 Mojosari mengadakan refreshing sementara bagi seluruh warga sekolah guna menghindari stress tingkat akut yang dikhawatirkan melanda siswa-siswanya yang tengah serius belajar.
          Namun, jangan salah faham dulu, proses refreshing ini sama seklai tidak mengganggu jalannya pembelajaran yang tengah digulirkan. Pasalnya, hal ini dilakukan ketika jadwal pengayaan. Jadi, sama sekali tidak mengganggu pembelajaran yang memang menjadi hak bagi setiap siswa.
          Dan gayung pun bersambut, pada hari sabtu, tanggal 9 september 2012 kemarin, pihak sekolah, yang dikoordinir oleh bapak nur Fathoni, S.Pd.SD, menggelar pertunjukkan terbuka bagi seluruh siswa. Bertepatan dengan kabar tentang adanya topeng monyet yang berkeliling didaerah sedan dan sekitarnya, maka dengan kesepakatan bersama, pihak sekolah menghadirkannya untuk melakukan pertunjukan di halaman sekolah. Namun jangan takut, dana yang dipakai bukanlah dana sekolah, namun murni merupakan dana iuran dari bapak dan ibu guru. Setiap bapak/ibu guru dikenai iuran sebesar Rp. 5.000, dan selain itu, para pemain topeng monyet juga masih tetap diperbolehkan untuk menarik uang dari anak-anak dan warga sekitar yang melihat.
          Antusiasme tentu saja sangat besar, karena salah satu bentuk kesenian rakyat tradisional yang makin punah ini menunjukkan berbagai atraksi yang sangat menghibur. Kelompok topeng monyet yang berasal dari daerah Cepu, Blora, Jawa Tengah ini antara lain mempertunjukkan bagaimana ahlinya sang monyet dalam melakukan gerakan naik sepeda motor, gerakan sholat, naik becak, memainkan senapan, dan lain sebagainya. Bahkan, para siswa pun sangat merasa nyaman ketika mereka mengelus-elus sang monyet yang sudah sangat bersahabat itu. lalu, bagaimana keseruan yang terjadi? Bisa dilihat sendiri pada sebagian potret yang mengabadikan pertunjukan hari itu... 















          Ada beberapa hal yang perlu dishare disini, diantaranya adalah, pendidik harusnya tidak terlalu memaksakan kemampuan siswa untuk menelan berbagai macam pelajaran yang sangat berat. jika mereka sudah merasa sangat jenuh, tak ada salahnya jika pihak sekolah mengajak mereka untuk melakukan refreshing ringan untuk menjernihkan kembali pikiran anak-anak yang telah dijejali berbagai macam pelajaran. Refreshing yang dilakukan pun tak perlu memakan banyak biaya ataupun waktu. Karena bisa saja para siswa diajak untuk bercanda sejenak sebelum melanjutkan pembelajaran selanjutnya.
          Membina kedekatan dengan peserta didik sangatlah penting. Karena jika sang guru dekat dengan mereka, maka anak-anak akan lebih mudah untuk menurut daripada kita menggunakan pemberitahuan yang cenderung keras ataupun kasar.
          Keramahan terhadap anak harus semakin ditingkatkan demi perkembangan emosional anak. Tujuan utama pendidikan di indonesia bukan hanya menekankan pintarnya seorang peserta didik, namun juga sikap, akhlak dan perilaku peserta didik yang menjalani proses pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mungkin Anda Juga Harus Baca

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...